Tuesday, October 17, 2006

Demi Tuhan, Aku Tidak Mau

blank blank blank
bang bang bang
ambilah pistol, isilah dengan peluru secukupnya. masukkan moncongnya kedalam mulutmu, tarik pelatuknya dan.....
otakmu akan segera keluar, darah segar membasahi tubuh dan kamu akan segera melihat tubuhmu tergeletak menjadi tontonan orang banyak. kalau kebetulan ada wartawan lewat, esok paginya gambar-gambarmu akan menghiasi media massa. yang paling asik lagi, kamu telah memberikan lapangan pekerjaan bagi polisi yang biasanya hanya duduk-duduk di kantor saja. mungkin itulah kebaikan yang kamu berikan pada orang untuk terakhir kalinya. jadi tersenyumlah ketika peluru melesak dalam kepalamu, supaya nanti kalau ada orang melihatmu, mereka akan selalu berpikiran bahwa kamu bahagia, senang atau puas. dengan begitu orang akan mengingatmu dengan kebahagiaan.
jika kamu belum puas dengan itu, kamu bisa menuliskan beberapa baris pesan. usahakan kamu menulis tentang semua yang indah-indah. berikan salam manis dalam tulisanmu itu. ketika orang menemukan tulisanmu itu, mereka akan menangis tapi tidak sedih. mereka menangis karena itu adalah itulah kebahagian yang sangat berlimpah. untuk lebih mengesankan lagi, ikutkan beberapa foto-foto terbaikmu. foto-foto dengan gambar kebahagianmu, keceriaanmu. tampilkan semua potensi keindahan yang kamu miliki dalam pesanmu.
jangan pernah berpikiran kalau kamu sedang tersiksa dan sudah tidak mempunyai jalan lain, pikirkanlah kalau kamu telah menemukan sebuah jalan yang akan membuka jalan-jalan lain. pikirkanlah kalau jalan-jalan itu akan menjadi pilihan dalam langkahmu.
sekali lagi, lakukanlah itu dengan penuh keyakinan dan kepercayaan. jangan pernah ragu, nikmatilah prosesnya. mulai dari kamu memasukkan peluru ke dalam pistol, kemudian nikmatilah moncong pistol yang mulai masuk kedalam mulutmu, menyentuh bibirmu, menyentuh lidahmu. tariklah pelatuknya dengan penuh perasaan, nikmatilah nyaring suara per berderit dan suara klik yang merdu. dan rasakan sedikit demi sedikit peluru masuk dalam kepalamu, sebentar kemudian kamu akan lemas, terkulai dengan senyum kepuasan.
sekali lagi, nikmatilah dan hayatilah dengan segenap perasaanmu.
baik, aku kira cukup untuk saat ini. sampai jumpa lagi. kita tetap akan bertemu.
blank blank blank
bang bang bang

Thursday, September 21, 2006

penantang

selamat malam
enakkah tidurmu?
selamat malam
nikmatkah tidurmu?
selamat malam
nyamankah tidurmu?
selamat malam
jangan berpikir macam-macam!
selamat malam
berpikirlah satu hal saja!
selamat malam
aku mencintaimu!
selamat malam
ingatlah itu!
selamat malam
mimpi indah bersamamu.

btijox 01:09-06

Tuesday, August 15, 2006

sebuah

sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah sebuah SEBUAH

Monday, July 10, 2006

RADIO 60 DETIK

yu sranti: "kang parno... kang parno... ada berita bagus kang..."

yu sranti berlari tergopoh-gopoh mencari suaminya.

kang sronto: "ada apa to mbokne?"

kang parno keluar dari kamar sambil membenarkan posisi sarungnya.

yu sranti: "anu kang, gerakan jogja bangkit (GJB) sekarang sudah punya sekretariat baru kang." "hloh, hla alamat yang di gedong kiwo bagaimana?" "alamat yang di gedong kiwo itukan alamat sementara kang, sekarang sudah alamat tetap, atas kebaikan seorang kawan yang mau merelakan rumahnya untuk dijadikan sekretariat, ini kang alamatnya yang baru:"

Sekretariat:


GERAKAN JOGJA BANGKIT (GJB)

Jl. Kadipaten Kulon, KT I/305, Yogyakarta 55132.

Telp. (0274) 419581, 7405177.

Kontak Person:

081578851726 (Agung bondo’), 08122743726 (Hasto),

08164269356 (Whani Darmawan), 08174101172 (Thole), 0274-744161 (Pran).



sound efek: ( lantunan suara gamelan yang rancak ) klank klenk klonk

anncr: ( suara yang tegas dan jelas )
ya! segeralah gabungkan diri anda dan rapatkan barisan bersama kami. untuk informasi lebih lanjut, segeralah datang kesekretariat kami.

sound efek: ( out )

anncr: informasi tentang "gerakan jogja bangkit" dapat juga di akses di:
http://gerakanjogjabangkit.blogspot.com
dan untuk kritik dan saran dapat dialamatkan di: email:gerakanjogjabangkit@yahoo.com

Thursday, June 29, 2006

Gerakan Jogja Bangkit (GJB)

Profil

Digembleng… Hancur Lebur… Bangkit Kembali !!!

Digembleng… Hancur Lebur… Bangkit Kembali !!!

Gempa tektonik yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pada jam 05.55 hari Sabtu Wage 27 Mei 2006, telah membawa kehancuran masyarakat dalam berbagai sisi. Sesuatu yang telah dicapai dalam puluhan tahun sirna dalam tempo kurang dari satu menit. Bencana selain memorak-porandakan bagunan fisik dan kehancuran jiwa masyarakat juga menghacurkan tata ekonomi-sosial-budaya masyarakat. Tatanan itu harus dikukuhkan kembali sebagai bentuk kebangkitan spirit hidup masyarakat.

Berawal dari pemikiran tentang pentingya bantuan mental bagi korban gempa, di tengah bantuan logistik dan sembako yang terlihat mengalir banyak, “Gerakan Jogja Bangkit” lahir untuk segera memulihkan mental dan semangat hidup korban gempa. Pada 1 Juni 2006 GJB mulai mendorong kebangkitan mental masyakat melalui siaran di radio Sonora, dan dilanjutkan dengan aksi pemasangan spanduk-spanduk yang membangkitkan semangat rakyat korban gempa bumi di daerah Jogja dan Bantul. Pemasangan spanduk-spanduk tersebut dimulai pada tanggal 3 Juni 2006 bersama Bp. Idham Samawi, Bupati Bantul, di halaman rumah dinas Bupati Bantul. Pemasangan spanduk tersebut juga sebagai deklarasi Gerakan Jogja Bangkit. 120 buah spanduk terpasang di wilayah Yogyakarta dan kemudian menginspirasi banyak elemen masyarakat untuk segera bangkit.

VISI

Membangun Gerakan kebangkitan sosial ekonomi dan budaya masyarakat korban gempa bumi.

MISI

  1. Membangkitkan mental dan semangat hidup masyarakat korban gempa.
  2. Membangkitkan kembali potensi sosial-ekonomi masyarakat korban gempa bumi di wilayah Yogyakarta
  3. Menyelamatkan aset kultural masyarakat korban gempa bumi.
  4. Membangun dan meneguhkan solidaritas masyarakat.
  5. Mempengaruhi kebijakan pemerintah yang terkait dengan penanganan korban gempa bumi.
  6. Melakukan pendampingan hukum bagi korban bencana yang berkaitan dengan kebijakan penanganan korban bencana bumi.

PROGRAM

Pokja A

Program Pendidikan

Sanggar Baca atau perpustakaan hanyalah merupakan sarana untuk mengetahui perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, kecuali berfungsi sebagaimana perpustakaan itu sendiri. Bisa menjadi pusat konsolidasi untuk masyarakat sekitar. Diharapkan nantinya dapat terjadi trauma-healing yang lebih alamiah yang lahir dari masyarakat sendiri sementara kira hanya memfasilitasi saja. Ini tentu mensyaratkan “relawan lokal” atau kontak-kontak di dusun atau tempat sanggar berada.

Perencanaan ini juga dapat digunakan sebagai pendukung Kebangkitan Ekonomi masyarakat dengan menampung ide kreatif untuk penciptaan model kerajinan baru hingga penggiatkan program budaya yang bisa melahirkan produk tertentu misalnya menggambar/ kerajinan tangan dengan material khusus gempa.

Program ini ditempuh dengan :

  1. membuat sanggar-sanggar membaca dengan kegiatan:

    1. membaca buku bersama

    2. mendongeng/ bercerita

    3. menggambar bersama

    4. membuat kriya dari kayu bekas runtuhan

    5. latihan kethoprak

    6. latihan musik/ karawitan/ atau kesenian apapun yang menggunakan prinsip ‘bermula dari yang ada’

    7. dan aneka kegiatan lain yang dimungkinkan di lapangan

  2. trauma healing

  3. permainan-permainan anak

Pokja B

Kebangkitan Potensi Ekonomi (produktif)

Kebangkitan ekonomi ini berupa percepatan pemulihan ekonomi masyarakat korban gempa. Recovery sendi-sendi ekonomi ini dirasa lebih mendasar dari rekonstruksi fisik yang juga penting. Dengan pemahaman bahwa bantuan sembako hanyalah sementara saja, Bangkit, berusaha dan bekerja itu lebih utama, kita akan memfasilitasi dan mendampingi para pelaku ekonomi real di masyarakat daerah gempa untuk segera bangkit dan melanjutkan aktivitas ekonomi mereka sebelum gempa. Dengan prioritas pada pelaku ekonomi rakyat (usaha mikro-kecil), kemandirian masyarakat dapat lebih diharapkan. Upaya mengembalikan alat-alat produksi yang rusak dan membangkitkan mental berproduksi/bekerja masyarakat ini dapat kita diskusikan lagi berdasar pembagian sektoral dan jaringan yang dapat kita rengkuh karena beragamnya bentuk usaha masyarakat mulai dari pengrajin hingga bakul jamu, hingga tukang sol sepatu.

Program ini ditempuh dengan melakukan:

  1. pendataan dan mensupport mental pelaku usaha kecil dan mikro untuk segera bangkit dari keterpurukan gempa
  2. mengupayakan adanya bantuan alat produksi bagi mereka
  3. mengadakan life skill education bagi warga korban gempa.
  4. mendorong dan memfasilitasi ekspo-ekspo kebangkitan ekonomi di daerah gempa.

Pokja C

Kebangkitan Seni-Budaya

Kebangkitan Sosial Budaya merupakan modal mendasar bagi tatanan masyarakat di daerah bencana. Mulai dari anak-anak yang sehat, lincah dan ceria akan mendorong orangtua bersemangat dan kreatif untuk berusaha kembali hingga banyaknya seniman tradisional di Bantul yang perlu dibangkitkan lagi mental kreatifnya, merupakan ruang yang perlu diperhatikan. Langkah awal yang akan dilakukan adalah dengan melakukan pendataan dan penyelamatan aset kulutural yang ada di daerah gempa. Misalnya, banyaknya perangkat gamelan dan wayang yang rusak di daerah gempa yang perlu segera diselamatkan dalam tenda tertentu. Dalam tenda gamelan itu masyarakat kita dorong untuk kembali menabuhnya. Tentu ini akan menjadi psico-healing yang baik dan benar-benar menjadi simbol kebangkitan yang nyata.

Progam ini dijalankan dengan:

  1. menyelenggarakan even-event budaya di daerah gempa sebgai simbol kebangkitan masyarakat.

  2. membuat leaflet-leaflet kebangkitan rakyat

  3. mengadakan pameran-pameran seni

Pokja D

Bantuan Hukum

Pasca bencana, tentu muncul banyak masalah hukum. Hal ini perlu diatasi segera. Persoalan hukum yang muncul tidak melulu problem hukum yang besar, mungkin hanya sekedar comlain soal tagihan PLN, pembagian living-cost, atau yang lain. Lebih penting dari itu, pokja hukum berperan mempengaruhi kebijakan pemerintah yang terkait dengan penanganan korban gempa bumi dan melakukan pendampingan hukum bagi korban bencana yang berkaitan dengan kebijakan penanganan korban bencana bumi.

STRUKTUR

Koodinator Umum : Agung Budyawan

Kesekretariatan : Adi Ruspriyanto, Al Madu, Agus Krise, Aryo

Naldo, Suri.

Jaringan : Krisnadi Thole Setiawan, Kari Tri Aji

Pokja A : Whani Dharmawan, Budi Suryantoro, Agus

Obyek, Wiwit “Cathak”, Diah, Anton

Subiyanto

Pokja B : Widihasto W. Putro, Pambudi Sulistyono,

Ridanto B.R.

Pokja C : Maftuhan, Robith Marfu, Rahman, Kuss

Indarto, Landung Simatupang, Ledhek

Sukardi, Bondan Nusantara,

Pokja D : Totok Ispurwanto, Lutfi Rahman,

Satgas lapangan : Ulil, Botie, Arman, Imam Manyul, Tobu

Martono, Aditya Rahman, Dhuto P, Hendro

Pleret, Fuad Amin, Arief Realino, Nopek, Wiwit

Cathak, Angki, Bonhet, Anom, Yosep, Jupri,

Fery.

ALAMAT

Gerakan Jogja Bangkit untuk sementara beralamat di

Jl. Swadaya, Gedong Kiwo MJ I 655.

Telp. (0274) 376797, cp: 081578851726, 08174101172, 08122743726, 08164269356, 08121068940, email:gerakanjogjabangkit@yahoo.com

www.gerakanjogjabangkit.blogspot.com

Bantuan dapat dialamatkan ke sekretariat

Sumbangan pendanaan ditransfer ke rekening

no. 456 061 4654 a.n. aditya rahman. BCA kcp Urip Sumoharjo.

Friday, June 09, 2006

PASCA GEMPA

Laporan Lapangan


27 Mei 2006 menjadi hari yang sangatlah sulit dilupakan bagi warga jogjakarta dan jateng, dalam hitungan hitungan detik saja semua harta benda sudah luluh lantak. Pagi yang biasanya tenang berubah menjadi kepanikan, suara jeritan, tangisan, alunan doa berbaur menjadi satu dan membuat miris bagi siapa saja yang mendengarnya. Di antara puing-puing reruntuhan itu berjajar tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa, ambulance, truk, pick up hilir mudik meraungkan sirene dan menyalakan lampu, melaju cepat membawa korban-korban luka ke rumah sakit terdekat. Hiruk pikuk kepiluan membuat kota jogjakarta menjadi sebuah kota yang sangat mengerikan. Di pinggir-pinggir jalan, banyak tubuh-tubuh berjajar bermandikan darah, entah masih hidup atau sudah tidak bernyawa. Rumah sakit banyak yang menolak pasien karena sudah tidak mampu lagi menampung pasien. Sampai malam hari kesibukan evakuasi korban masih berlangsung.

Dalam kegelapan karena hampir 90 % listrik di jogja padam, orang-orang masih mencari anggota keluarga mereka yang menjadi korban. Mulai pukul 21:00 jogja diguyur hujan deras, gempa susulan yang masih sering terjadi kira-kira dua jam sekali semakin membuat panic masyarakat. Alun-alun kraton jogjakarta telah dipenuhi pengungsi, kepercayaan masyarakat yang sangat tinggi bahwa kraton akan selalu dilimpahi keselamatan, membuat kraton menjadi lautan manusia.

Hari pertama adalah hari yang sangat menyedihkan, kota jogja tanpa penerangan, tanpa tenda pengungsi, tanpa makanan dan diguyur hujan lebat.

Hari kedua mulai banyak yang sakit-sakitan (flu, muntaber, ispa, dan infeksi luka yang belum terobati) dan kelaparan. Masyarakat yang setiap harinya bertani dan menjadi buruh turun ke jalan-jalan meminta belas kasihan kepada para pengguna jalan.

Sampai hari ke lima masih banyak ditemukan korban yang terkubur dalam reruntuhan*. Baunya sudah sangat menyengat. Pasokan bantuan yang sangat lambat dan birokratis dari pemerintah semakin memperparah kondisi. Belum lagi statement dari pejabat-pejabat yang menyebutkan nominal bantuan telah membuat masyarakat semakin gelisah**. Pendistribusian bantuan yang tidak merata juga telah membuat masyarakat saling mencurigai satu dengan yang lainnya. Petugas-petugas yang terkait dengan distribusi bantuan banyak yang menyunat bantuan itu. Contoh kasus misalnya, di daerah srandakan bantul per KK mendapatkan Jadup 5 kg beras. Dalam pelaksanaannya mereka hanya mendapatkan antara 4 sampai 4,5 kg beras. Kemudian di daerah imogiri, pembagian logistic untuk posko yang besar dan yang kecil disamaratakan. Masih di daerah imogiri, pasokan air bersih untuk MCK di monopoli oleh pengurusnya. Untuk mandi harus bayar Rp 3000,00 dan untuk berak Rp 1000,00***.

Kondisi social di masyarakat semakin tegang ketika mulai maraknya penjarahan-penjarahan bantuan dan pencurian-pencurian dengan kedok relawan. Potensi konflik dalam masyarakat semakin tinggi, beberapa relawan sempat menjadi amukan massa****.

Awal juni 06, mulai terbersit pikiran-pikiran untuk mengendalikan situasi yang semakin tidak terkendali itu. Gagasan-gagasan untuk menciptakan masyarakat yang segera bangkit dari keterpurukan dan masyarakat mandiri akhirnya membuahkan sebuah gerakan yang diberi nama “Gerakan Bantul Bangkit”. Gerakan ini berkoordinasi dengan Bapak Idham Samawi (Bupati Bantul). Peran therapy pasca gempa diambil dengan memasang spanduk-spanduk yang berisi dorongan bagi masyarakat bantul untuk tidak putus asa walaupun sudah tidak punya harta benda dan ditinggal saudara-saudara mereka.

Dari pantauan di lapangan, pasca gempa telah membuat pasien rumah sakit jiwa naik hingga 50% dan tingkat bunuh diri juga naik secara tajam. Hampir di setiap daerah yang parah terkena dampak gempa dapat di temukan orang bunuh diri.

Gerakan Bantul Bangkit di deklarasikan di rumah dinas bupati bantul dan mendapat sambutan yang positif dari masyarakat. Bantuan dari relawan yang semakin hari semakin menipis mulai menyadarkan masyarakat bahwa untuk membangun kembali bantul harus dimulai dengan berdiri di kaki sendiri.

Saat ini perekonomian dan kondisi social masyarakat bantul mulai pulih, tingkat ketergantungan masyarakat pada bantuan luar mulai dapat dikikis. Masyarakat yang sehari-harinya bertani dan menjadi buruh mulai beraktifitas seperti biasa. Disela-sela membersihkan puing-puing dan mendirikan rumah semi permanent, mereka mulai kembali ke sawah dan mulai bekerja. Pasar-pasar tradisional mulai mengeliat walaupun masih menggunakan tenda-tenda darurat. Sekolah-sekolah yang hancur juga mulai aktif dengan menggunakan tenda-tenda. Para siswa mulai bersemangat masuk sekolah meskipun masih ada yang luka akibat tertimpa bangunan. Mereka tetap bersekolah walaupun tanpa seragam dan tanpa bangunan permanen.

Bantul mulai bangkit dengan kemandirian, semangat masyarakat untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan adalah awal untuk membangun kembali bantul. Keceriaan kembali tergurat di wajah anak-anak yang selama beberapa waktu terakhir terlihat murung, inilah yang akan membuka mata bagi semua saja bahwa kehancuran bantul bukanlah kematian bagi mereka. Kehancuran adalah semangat untuk membangun yang lebih baik. Berdiri di kaki sendiri akan lebih baik dari pada mengandalkan orang lain, kembali kepada semangat bergotong-royong yang merupakan warisan nenek moyang untuk membangun kembali bantul. “SAIYEG, SAEKAPRAYA”*****


Btijoxjun0706


* kurang lebih 6000 jiwa menjadi korban gempa 27 mei 2006 dan hingga saat ini masih ada korban yang belum ditemukan.


** statement dari wapres tentang ganti rugi dan santunan bagi korban bencana telah membuat masyarakat saling mencurigai satu-sama lain. Selain itu juga membuat beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab memperebutkan tender/proyek itu.


*** Korupsi, kolusi dan nepotisme yang sangat mengakar di negeri ini tidak lagi mengenal ruang dan waktu.


**** sudah sering terjadi clash di masyarakat masalah distribusi bantuan dan kecurigaan sesama anggota masyarakat.


***** saeyeg, saekapraya adalah semboyan peninggalan nenek moyang dalam bahasa jawa yang berarti senasib sepenanggungan.


Miris = memilukan, mengerikan


Friday, May 26, 2006

ALUN

Dipagi buta seorang nenek duduk termangu di depan rumahnya yang terlihat mulai miring ke kiri. Dengan wajah yang terlihat gusar, sesekali ia melihat ke belakang. Pintu yang menganga membuat seisi rumah terlihat. Temaram lampu minyak yang menyinari ruangan bergoyang-goyang ditiup angin pagi yang menusuk sampai ke sumsum. Dalam ruangan itu terlihat seorang bocah kecil yang tertidur pulas. Badannya yang kurus tampak tenang tanpa membawa beban apapun dalam mimpinya. Pohon-pohon bambu meliuk ditiup angin dan melantunkan suara yang pilu. Udara pagi yang basah menambah suasana kian memerindingkan bulu kuduk. Gemericik air di sungai kecil sebelah rumah mencoba menenangkan hati dan pikiran. Kokok ayam pertama terdengar. Ayam pelung yang suaranya mengalun panjang dan merdu memberikan isyarat bagi umat manusia untuk bersiap-siap bangun. Beberapa saat kemudian suara Adzan pertama terdengar membelah kesunyian subuh. Sang nenek tergeragap dan sadar akan kegusarannya, ia segara bangun dan masuk ke dalam rumah menengok si bocah yang masih dalam ketenangannya. Langkah kaki sang nenek yang terseret tidak mengusik ketenangan bocah itu. Kaki yang dahulu mampu berjalan bepuluh-puluh kilometer, kini untuk mengangkat tubuhnya pun terasa berat dan bergetar. Pada masa revolusi kemerdekaan, kaki itu sanggup mendaki gunung-gunung untuk menghindari sergapan tentara belanda. Dia bersama-sama dengan teman-temannya yang lain berjuang mengangkat senjata. Sebuah karabin rampasan dari tentara belanda ia tenteng kemana-mana dan itulah suaminya saat itu. Kepedihannya melihat penduduk desa disiksa, dirampas hasil bumi dan ternaknya, diinjak-injak dan diperkosa oleh penjajah yang membuatnya memberanikan diri bergabung dengan pemuda gerilya. Pertama ia akan ditempatkan di bagian logistic tetapi tidak mau, ia lebih suka berada di front terdepan dengan mengangkat senjata. Selama sebulan ia dilatih menggunakan senjata hingga akhirnya diijinkan untuk ikut mengamankan daerah yang berhasil direbut republik. Walaupun seorang perempuan tetapi ia termasuk seorang gerilyawan yang tangkas sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah memimpin pasukan sebanyak 15 orang semuanya laki-laki. Ia pandai dalam mengatur taktik penyergapan musuh dan ia juga pandai dalam merumuskan strategi untuk menguasai suatu daerah yang belum terbebaskan. Gerakan gerilya yang ia ikuti memang berbeda dengan pasukan resmi bentukan republic yang diajari cara baris-berbaris dan mengenal militer secara formal. Mereka berjuang hanya bermodalkan seadanya dan insting untuk membinasakan musuh di depan mereka. Pengalaman dalam peperangan yang membuat mereka terus bertahan hidup keluar-masuk hutan, turun naik gunung dan bersatu dengan penduduk di setiap perkampungan yang mereka singgahi. Untuk taktik dan strategi yang mereka gunakan banyak diperoleh dari cerita-cerita orang tua mereka tentang kejayaan kerajaan-kerajaan besar yang pernah berdiri di nusantara. Tidak sedikit pula mereka belajar dari cerita-cerita babad yang dipentaskan oleh kelompok-kelompok kesenian kethoprak atau wayang orang. Dalam perjalanan waktu, mereka menjadi gerakan gerilya yang sangat ditakuti dan disegani musuh. Tidak terhitung berapa daerah yang telah berhasil mereka bebaskan dari cengkeraman musuh, tidak terhitung pula berapa banyak musuh yang mereka binasakan, berapa banyak senjata ringan maupun berat yang berpindah tangan dan tidak sedikit pula tank-tank musuh yang berhasil mereka jadikan rongsokan. Mereka terus bergerak tidak kenal lelah dan kenal menyerah sampai akhirnya musuh benar-benar meninggalkan republic. Dan saat ini mereka pun juga telah ditinggalkan dan mungkin juga dilupakan.

Saturday, May 20, 2006

RISALAH KEHIDUPAN

Malam ini benar-benar mata ku tidak merasakan kantuk. Pikiran ku melayang menerawang jauh, mengingat detik-detik dimana aku menjatuhkan sebuah pilihan yang telah membuat orang-orang di sekitar ku ternganga-nganga. Mereka kaget dengan keputusan yang aku ambil, keputusan yang mereka anggap sebagai sebuah mimpi belaka. Mereka mentertawakan ku dan menanggapi dengan nada pesimis. Saat itu aku hanya menjawab kalau aku sedang mewujudkan mimpi yang kuperoleh beberapa bulan terakhir ini. Dengan senyum aku katakan, “tolonglah kalian maklumi ini, dukunglah aku untuk mencobanya, toh kalianlah yang selama ini selalu aku pandang sebagai sosok-sosok yang optimis, aku hanya ingin kalian meyakinkan bahwa yang namanya mimpi bisa menjadi kenyataan, selama masih ada usaha, kalian yang memberikan banyak contoh menjadi seorang pekerja keras dan pantang menyerah, semoga kalian memaklumi ini, aku harap kalian tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang aneh, aku ingin kalian melihat ini sebagai sesuatu yang biasa seperti halnya ketika kita melihat kawan-kawan kita yang satu per satu terbantai dijalanan, yang jelas aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menggapai mimpi itu, satu yang selalu membuat ku bersemangat adalah aku selama ini tidak pernah menganggap itu sebagai mimpi, semuanya begitu nyata terpampang di depan ku.” Dan pembicaraan itu berakhir dengan banyak pertanyaan di kepala mereka. Tidak seorangpun yang mencoba membantah tetapi aku yakin, di dalam hati mereka juga mencoba menelaah semua yang baru saja terjadi. Dalam hati ku sendiri berkata “kalau segala sesuatu itu dapat kita peroleh selama kita masih mau berusaha.”

Hari-hari berjalan serasa lambat, menunggu waktu yang terasa lama merambat seperti biasa tetapi berbeda dan orang-orang di sekitar ku masih menyimpan pertanyaan walau mereka selalu bilang “berusahalah kawan!” Mata dan perilaku mereka di depan ku tidak bisa menipu. Aku telah terbiasa berhadapan dengan hal-hal yang bertentangan dengan kata hati dan selalu mencoba memakluminya, perjalanan yang aku lakukan selama ini telah banyak memberikan pelajaran yang sangat berharga. Tidak banyak orang seberuntung diri ku dan aku merasa sangat berhutang pada masa-masa yang telah terlewati. Aku sangat berterimakasih kepada kedua orang tua dan saudara-saudara ku yang telah memberikan keleluasaan atas apa yang menjadi pilihan hidup ku. Banyak di sekitar kami yang menganggap keluarga kami “broken” tetapi kami selalu menganggap kalau keluarga kami adalah keluarga yang merdeka dan selalu menghargai setiap pilihan. Kami tidak pernah melarang ketika seorang diantara kami mengambil keputusan seekstrim apapun tetapi walaupun begitu kami tidak pernah melepaskannya begitu saja tanpa tanggung jawab. Kami selalu memberikan pertimbangan-pertimbangan dan masukan-masukan. Pernah aku terjerumus dalam permasalahan yang sangat pelik ketika aku mengambil sebuah keputusan dan ku lihat, keluarga ku juga tidak lepas tangan, tangan mereka terulur dan tidak meninggalkan ku dalam kebimbangan. Maka ketika kami mendengar kalau ada yang mengatakan keluarga kami morat-marit dan tidak teratur, kami selalu tersenyum atau bahkan tertawa. Aku masih ingat betul ketika kedua orang tua ku mengkonsep rumah tangga. Ketika itu aku masih duduk di bangku SD, suatu malam terdengar perdebatan yang seru di ruang tamu. Muka kedua orang tua ku terlihat memerah dan nada yang keluar dari mulut mereka mengalir meninggi. Bapak ku “anak kita sudah dewasa, biarkan dia menjalani pilihannya!” Ibu menyahut “tapi dia perempuan!” “Memang kenapa kalau perempuan, apa kamu mau membuat dia menjadi orang yang terkucil, kerdil?” “Tapi sangat berbahaya bagi seorang perempuan berada di luar sendirian!” “Kita boleh mengkhawatirkanya, aku juga tidak tega membiarkannya tapi lebih tidak tega lagi kalau dia menjadi orang yang tidak mengetahui apa-apa!” Percakapan itu berakhir dengan ibu yang membanting kursi dan bapak segera keluar rumah. Aku ikuti langkah bapak dan ku lihat dia duduk termangu di bawah pohon jambu di halaman depan rumah. Aku menghampiri dan bapak kaget melihat ku yang sudah ada disampingnya. “Kamu belum tidur?” Aku hanya menggelengkan kepala. Bapak meraih tangan dan memangku ku. “Lihat itu bulan bersinar terang, sekarang tanggal 14 Jawa dan besok bulan akan terlihat bulat sempurna, cahayanya akan meredupkan lampu-lampu jalan.” “Kalau bulan bersinar terang, belut tidak berani keluar dari liangnya.” Sudah menjadi kebiasaan keluarga kami kalau malam mencari belut di sawah dengan bermodalkan lampu minyak dan sebilah pedang. Begitu belut terlihat, pedang disabetkan dengan posisi terbalik, bagian tumpul yang digunakan karena kalau bagian tajam akan membuat belut terpotong dan itu mengurangi citarasa ketika dimasak. Tetapi aku masih teringat peristiwa yang baru saja terjadi, mereka pasti sedang meributkan mbak ku. Karena dari tadi aku juga belum melihat mbak pulang, dia sekamar dengan ku.

Beberapa bulan setelah kejadian itu, mbak masih menikmati kehidupannya dan suatu malam dia menangis tersedu dihadapan kedua orang tua ku. Sayup aku mendengar pembicaraan mereka dan ternyata mbak telah hamil, dia baru saja lulus SMA. Ibu mencoba menyalahkan bapak dan bapak berkata “kalau tidak begitu dia tidak akan belajar, itulah hasil pelajaran yang telah dia peroleh, sekarang hal ini tidak perlu diributkan dan tidak perlu saling menyalahkan, besok kita datangi laki-laki yang menghamilinya, kita tanya maunya apa?” Dan mbak masuk ke dalam kamar. Dia langsung naik ke tempat tidur dan masih menangis tersedu. Semalaman dia menangis hingga lelah menidurkannya.

Kejadian itu telah menjadi pelajaran yang sangat berarti bagi keluarga kami, bapak ku masih berpegang pada keyakinannya dan masih mencoba meyakinkan ibu yang pada akhirnya luluh juga. Mulai saat itu keluarga kami mulai menggodok arti kebebasan itu. Maka ketika beranjak dewasa aku pamit untuk hidup di luar rumah dan kedua orang tua ku mengiyakannya tetapi dengan disertai pertimbangan-pertimbangan dan masukan-masukan yang masih teringat hingga saat ini. Aku masih ingat ketika mereka menceritakan tentang keadilan, kemerdekaan dan harga diri. Aku juga masih ingat ketika mereka menceritakan tentang bagaimana bertahan hidup dan itu merupakan pesangon yang tiada ternilai. Walau aku masih di bangku SMP, belum tentu seminggu sekali pulang ke rumah. Saat itu aku mulai mempelajari cara membuat souvenir dari perak di rumah seorang kawan. Aku mendapatkan imbalan yang bisa untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Untuk biaya sekolah aku masih disubsidi orang tua. Sejak SD aku memang senang mencoba-coba sesuatu yang baru, rokok hingga minuman keras dan ketika SMP merokok di depan orang tua ku adalah hal biasa saja. Mereka tidak melarang tetapi mereka juga memberikan pertimbangan. Pada masa SMP inilah untuk pertama kalinya aku menjejakkan kaki di Ibu kota. Liburan yang panjang dan bermodal nekat aku berangkat dengan naik bus gratisan karena aku cukup dikenal dilingkungan terminal. Aku saat itu dekat dengan seorang preman terminal dan boleh di bilang dia adalah orang tua asuh ku. Satu bulan penuh aku hidup pulo gadung. Teman dan pengalamanku menjadi semakin banyak. Aku hidup menumpang pada seorang ibu penjual makanan dan membantunya menjaga warung. Dengan cepat aku menjadi familiar di daerah itu. Alasan pertama karena orang tua asuh ku cukup disegani di daerah itu dan kedua karena mereka menganggap aku sebagai sosok yang sensasional. Aku hidup dalam lingkungan yang sangat menjunjung tinggi keberanian layaknya cerita dalam film kesatria abad pertengahan yang heroic.

Bangku SMP aku tinggalkan dengan terseok-seok dan diterima di sebuah SMA swasta di kota ku. Aku merasa nyaman di sekolah baru itu karena murid-muridnya yang tidak jauh berbeda dengan jalan hidup ku. Di bangku SMA itu aku lebih sering jalan-jalan keluar kota dan Ibu kota adalah prioritas utama perjalanan. Di bangku SMA ini pula aku mempelajari dan mencoba memahami pemberontakan. Walau aku telah menjalani anti kemapanan tapi saat itu aku mencoba menelaah lebih dalam tentang makna dan arti anti kemapanan itu sendiri. Disinilah pula aku mulai memahami nasehat-nasehat kedua orang tua ku sebelum memutuskan untuk keluar dari rumah. Saat itu lah kebencian terhadap apparatus negara semakin memuncak hingga para guru ku sering mengelus dada. Aku muak dengan polisi yang suka menilang motor, kenapa mobil tidak? Aku muak dengan sikap polisi yang arogan terhadap rakyat jelata, kenapa tidak dengan orang kaya? Aku muak dengan orang yang punya jabatan entah itu tinggi atau pun hanya pengurus kampung. Mereka selalu merasa paling tahu dan paling benar hingga bisa memperlakukan rakyat jelata dengan sesuka hati. Hingga pada saat-saat terakhir sekolah SMA, aku mendengar peristiwa yang mengerikan di Ibu kota. Aku masih ingat betul tahun 1996 ketika di boulevard sebuah universitas di kota ku, mahasiswa dipukuli, diinjak-injak dan diseret-seret aparat. Dari spanduk yang aku baca mereka menuntut demokrasi ditegakkan di negeri ini. Itulah pertama kalinya aku merasakan lari dalam kejaran aparat kekuasaan.

Lepas SMA aku tidak mau meneruskan kuliah karena aku telah asyik memasuki dunia petualangan. Selama satu tahun aku berpindah-pindah tempat. Berdiri dijalanan dan mental ku semakin tertempa. Pada tahun-tahun inilah aku mendengar kalau orang tua asuh ku mati setelah beberapa sabetan dan tusukan senjata tajam menghujani tubuhnya. Bekas darah segar masih terlihat tertutup pasir di depan pintu masuk terminal bus antar kota di kota ku. Banyak orang yang kaget mendengar berita kematiannya dan para pelayat membanjiri pemakaman yang hangar-bingar itu. Aroma alcohol dan ganja menyeruak dari setiap sudut menggantikan wangi setanggi. Terbersit wajah-wajah yang kuat dan bahagia, tertawa dan tidak menangis. ..…mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.* Orang yang dahulu selalu menghantarkan ku sekolah ketika masih SD dan mendidik ku waktu SMP kini telah mati dibunuh. Lebih ironis lagi setelah pembenuh itu tertangkap ternyata dia adalah teman akrabnya sendiri, teman bertahan hidup dijalanan. Hanya karena permasalahan perbedaan partai yang diikutinya, mereka telah menjadi budak-budak kekuasaan hingga saling membinasakan. Mereka telah membela orang-orang yang tidak pernah membela mereka, mereka memperjuangkan orang-orang yang tidak pernah memperjuangkan nasib mereka. Mereka adalah korban yang dikorbankan bukan untuk kejayaan negeri ini.

Orang tua ku kali ini meminta ku untuk melanjutkan kuliah. Butuh waktu lama untuk mempertimbangkannya hingga aku setuju untuk melanjutkan kuliah tetapi dengan satu syarat aku diberikan kebebasan untuk menentukan tempat dan jurusan. Pada masa kuliah inilah aku semakin mendalami pemberontakan, teori-teori yang dianggap radikal dan revolusioner ku pelajari. Perlawanan terhadap penindasan berkobar menyala-nyala, melawan aparat penindasan menjadi nafas dan dipukul senjata aparat penindas semakin menambah semangat menjadi membara.

Simbol penindasan telah berhasil ditumbangkan tetapi itu bukan berarti penindasan telah berhasil dihancurkan. Bagi ku kekuatan penindas masih berdiri kuat di depan mata, mereka masih terlihat angkuh menatap dan harus dijungkirbalikkan. Perjalanan masih panjang dan masih banyak pula yang bisa dilakukan. Keteguhan sikap, kesabaran dan ketajaman mata maupun batin merupakan teman yang mengasyikkan. Menjadi sebuah alunan nada pengiring tarian-tarian kebebasan.

Matahari telah terbit dan bersinar penuh keceriaan, aku masih berjalan di jalan ku, masih duduk di tempat seperti biasanya, menghabiskan malam menyambut datangnya mentari. Berbatang-batang rokok telah aku hisap habis malam ini, aku masih menatap titik keramain dari tempat yang sepi. Kembali aku teringat pada mimpi beberapa bulan terakhir, mimpi yang sangat indah dan bagi ku bukanlah lagi mimpi karena itu sangatlah nyata di depan mata. Sungguh aku tidak mau dan tidak akan menginkari kenyataan itu dan menjadikannya sebagai sebuah mimpi. Karena saat ini aku tidak sedang tidur, aku masih terjaga dan tidak lelah. Ini bukan mimpi, aku yakin itu!

* Petikan yang diambil dari Kitab Yesaya 40:31

Btijox051906:0647

Saturday, May 06, 2006

10 menit 27 detik

"udah nanti habis." "gak apa-apa." jawabku. sambil kupandangi puncak garuda yang memerah dan sesekali menjulurkan lidah apinya. sangat mengerikan memang tapi rasa ngeri itu hilang bersamaan dengan mengalirnya suara merdu ditelingaku. dalam hati aku berucap, aku lebih takut dengan empunya suara itu dari pada amukan raksasa didepanku. pernah aku dibuatnya menjadi seperti mati, jauh dari kehidupan dunia ini. aku menjadi sendiri, berbicara dengan entah, bercerita dengan hampa. duduk melayang menggapai fatamorgana. aku menyanyi tetapi kemudian berubah menjadi menjerit, aku menari tapi kemudian lemas. aku tidak punya tulang lagi, pita suaraku tak bernada.

aku merasa waktu yang tidak terlalu lama ini akan menjadi sangat berarti bagiku. perlahan tapi pasti belulang yang berserak merasuk kedalam dagingku, pita suara mulai terasa bergetar di tenggorokanku. udara yang dingin makin lama makin hangat. aku menjumpai tubuhku telah tegak duduk di atas tumpukan bambu. kugerakkan jari jemariku dan aku merasakan sebuah aliran halus dalam tubuhku. aku mencoba menerka-nerka perubahan dalam tubuhku ini, kemudian aku teringat bahwa ini bukan perubahan. ini pernah kurasakan dan sampai saat inipun belum berubah rasa itu. aku kutuk diriku karena menganggap ini sebagai perubahan.

ya inilah aku yang seperti dulu. sementara beberapa codot berseliweran diatas kepalaku berebut buah pisang yang mulai masak. aku masih kusyuk mendengarkan alunan suara merdu itu, riang, menggoda, nakal dan menggemaskan. langit yang cerah dengan tebaran bintang berkedap-kedip menyaksikannya. suara yang dahulu membuatku penasaran akhirnya bisa aku dengarkan. alunan simphony #9 bethoven menjadi tidak ada apa-apanya lagi. mungkin saat ini dia meratap hasil karyanya meluntur. ku hela nafasku dalam-dalam mencoba meresapi kemerduannya.

aku tersenyum dan sungguh ini akan sangat berarti. tak akan pernah aku melupakannya. akan kularutkan dalam darahku hingga memenuhi seluruh tubuhku.

Friday, April 21, 2006

PEREMPUANKU

perempuan kah kau
perempuan kau kah
kah kau perempuan
kah perempuan kau
kau perempuan kah
kau kah perempuan

btijox 21april06

Friday, April 07, 2006

ATAU AKU

tanpa terasa darah telah membasahi bajuku, sabetan belati itu ternyata telah meninggalkan bekas didadaku. darah terus mengalir, setiap jalan yang kulalui meninggalkan jejak amis yang sebentar lagi membusuk. inilah untuk kedua kalinya tubuhku memberikan persembahan ke bumi. dalam hati, aku berteriak "aku tak akan mati hanya karena ini." luka ini tidak seberapa tapi yang membuatku marah adalah dia telah mencabik tatto didadaku. tatto yang selama ini menjadi kebanggaanku, tatto yang selama ini dianggap subversive oleh kemapanan. tattoku telah dicabik oleh belati bermata dua. pikiranku terus merengsak membakar mataku, memahitkan lidahku. aku masih berdiri, seluruh ototku masih menegang. sayup terdengar kucing mengeong. kucing hitam yang duduk didekat tumpukan kardus-kardus yang sedikit berantakan. aku masih melihat bercak-bercak darah diatas tumpukan kardus. sesekali sang kucing menjilatinya. darah yang mulai mengental dan sebentar lagi membusuk.

BEBERAPA WAKTU YANG LALU
seperti biasa aku masih suka menghabiskan malam ditempat ini. sebuah tempat yang terlihat lurus, ada gelap-ada terang, ada titik sepi-ada titik yang ramai. garis lurus itu membentang kurang lebih 150 meteran, dihiasi oleh tempat-tempat sampah dan diterangi dengan lampu merkuri yang redup. sambil menghisap rokok kesukaanku, kutenggak lapen (minuman khas jogja) dalam botol air mineral 600 ml. aku tatap titik ramai dimana hiruk pikuk lalu lalang aktifitas terlihat riuh. aku bisa melihat mereka dan mereka tidak melihatku, mungkin juga tidak mau atau tidak sempat. dari ujung gang sepi ini, aku selalu mengawasi mereka untuk sekedar mengembarakan kepala.

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
aku masih menerawang jauh dan meliar. di bawah tempat dudukku beberapa puntung rokok berserakan. batang demi batang rokok kuhisap habis dan menyisakan sampah yang tidak bisa terurai oleh bakteri-bakteri pengurai maupun oleh alat modern pendaur ulang. tiba-tiba muncul seseorang dari tikungan yang gelap. tikungan itu sedikit berkelok, banyak kardus dan tong bekas drum minyak disitu. orang itu langsung menghampiriku. aku tidak mengenalnya dan kubiarkan saja. mungkin hanya orang yang akan minta api untuk menyalakan rokok. ternyata dugaanku salah, orang itu langsung saja memukul kepalaku. aku terjungkal dan lapen yang ada disampingku terjatuh, tumpah tanpa meninggalkan sisa. kepalaku pening, mungkin karena tidak siap menerima pukulan. tetapi aku segera bangun dan mencoba menguasai keseimbangan. sebuah tendangan segera bersarang dilambungku dan ini membuatku muntah. sekali lagi sebuah tendangan telak menusuk lambungku. muntahku semakin menjadi, hampir seluruh alkohol dan isi perutku menghambur keluar. tetapi hal inilah yang membuatku semakin menguasai keadaan.otot-otot tubuhku mulai menegang ketika orang itu melayangkan tinjunya kerusukku. tapi sayang, aku telah mulai mengusai keadaan. tinju itu berhasil aku tepis dan aku lanjutkan dengan membalasnya. sepakan kaki berhasil membuatnya mundur beberapa langkah. segera aku atur nafasku dan merengsak maju. beberapa pukulan orang itu berhasil mengenai mukaku tetapi beberapa pukulan telakku juga berhasil mengenai rahang dan rusuknya. dia terhuyung dan terjatuh memegangi rusuknya. mungkin beberapa ada yang patah. dia mencoba berdiri dan masih terus memegangi rusuknya. matannya tajam menatapku dan aku tidak menghiraukannya. aku maju merengsak dan mencoba tidak memberi kesempatan orang itu. tetapi ternyata orang itu cukup sigap, dia keluarkan sebilah belati dari balik bajunya. dengan sekali sabet aku merasakan desiran didadaku dan meleleh hangat. kulihat kaos putihku memerah, aku kena. aku merengsak maju dan orang itu kembali menyabetkan belatinya. aku berhasil menepis dan meraih tangannya. aku pelintir dan belati terjatuh. kutendang dia kuat-kuat, belati aku ambil, ku kejar dia dan ku tikam dijantungnya. dia tersungkur menimpa tumpukan kardus. sesaat menegang dan kemudian mulai melemas, tubuhnya melorot dan menyatu dengan tanah.

aku terus berjalan dan dadaku?

Saturday, April 01, 2006

BIDADARI

Intro: D Bm F#m G (2x)
D G

D Bm
Langit cerah membias cahaya
F#m G C G/B
Diatas debur ombak menari
D Bm
Kibasan rambutmu terurai
F#m G C G/B
Kala kutatap indah matamu

Em Em/D# Em Em/D#
Walau hadirku untuk sejenak
G
Kau berikan tembang-tembang
A
Lagu cinta

Int: D Bm F#m G (2x)

D Bm
Meninggalkan satu kenangan
F#m G C G/B
Terukir dalam dinding hatiku
D Bm
Taburkan luka lama ini
F#m C C G/B
Dengar sinar emas sang pelangi
Em Em/D#
Ijinkan diri
Em Em/D#
Bila mengagumi
G A
Kan kunikmati damai alam surgawi

Reff I: D A Bm G
Bidadari
D A Bm G
Kau datang mempesona
D A Bm G
Bidadari
D A G
Berikan mawar cinta

D G
Bila hadirmu kembali
Em A
Nyalakan lilin dijiwaku
D G
Ingin ku raih dirimu
Em A
Kubawa pergi keduniaku

Int: D A Bm G (3x)
D A G

Reff II:E B C#m A
Bidadari
E A Bm G
Kau datang mempesona
E B C#m A
Bidadari
E B A
Berikan mawar cinta

POWER METAL

Friday, March 24, 2006

Kirim Aku Bunga

Artist: Slank
Album: Piss


Melatiku.. apa kabar kamu disana..?
Kuharap engkau s'lalu tertawa..
Melatiku.. tenang-tenang saja di sana ..
Pedamkan pedih dan sibukkan diri nikmati hari ..

Melatiku .. akupun seperti biasanya ..
Bersama teman-teman wujudkan mimpi disini ..
Melatiku.. aku baik saja sendiri..
Sibuk'kan diri dan slalu menanti .. kau kembali ..

Lupakanlah diriku sementara ..
Jangan terlalu pikirkan langkahku ..
Lakukan yang kau suka agar kau bahagia ..
Dan percayalah ..di mimpiku ada mimpimu ..

Aaa.. kirim aku bunga ..
Kasih ..
Aaa.. getarkan cintaku ..
Kasih ..
Aaa.. kukirim kau lagu ..
Kasih ..
Aaa tentang isi hatiku ..

Tuesday, March 21, 2006

jakjakjak!!!!!

bunyi roda kereta menggerus rel
bunyi sais memerintah kudanya
bunyi lagu anak-anak di jawa
bunyi dari bunyi yang selalu berbunyi
bunyi dari yang diketahui dan dimengerti

jkt X btijok march 06:21 21:06

Friday, March 17, 2006

Mawar Merah

Artist: Slank
Album: Kampungan


Memang ku tak mampu belikan dia perhiasan ...... tak pernah
Atau memberi kemewahan
Tapi kuyakin dia bahagia
Tanpa itu semua....

Walau memang dirimu bernasib baik ..... bapak lo kaya
Yang selalu kau andalkan untuk mendapatkannya
Percuma kau dekati dia
Karena cintanya pasti untukku

Aya ya ya..... simpan saja uangmu
Aya ya ya . ...bawa pergi mercy mu
Aya ya ya ....... Enyahlah dari bunga mawarku
Aya ya ya.... Enyahlah dari mawar merahku ....
Karena dia milikku

Memang penampilanku, juga rupaku Slengean
Memang cara hidupku tak teratur pengangguran (kata orang sih !)
Tapi ku yakin dia bahagia karena dia mawar merahkuuu

Maafkan

Artist: Slank
Album: Suit Suit He He (Gadis Sexy)


Kau datang padaku
Saat ku luka
Luka dengan sejuta kecewa
Yang hempaskan tubuhku
Remukan dada
Namun lembut belaimu
Balutkan luka

Kau kecup bibirku saat ku muak
muak dengan sesaknya asmara
Yang membuatku muntah
Lepaskan dendam
Namun hangat bibirmu redakan duka

Ma'afkanlah aku acuhkan dirimu
Waktu pertama kali tersenyum padaku
Ma'afkanlah aku jejali dirimu
Dengan segala kisah sumpah serapahku

Sunday, March 12, 2006

NAFAS

Kami yang selalu berdiri dijalanan
Kami yang selalu tidak menginginkan belas kasihan
Kami yang selalu memandang dunia ini indah
Kami yang selalu tertawa bahagia

Menapaki panasnya aspal
Mengarungi dinginnya malam
Meresapi derasnya air hujan
Membelai keliaran

Dihempas namun tak kandas
Didera namun tak jera
Dicumbu namun tak rindu
Dihantam namun tak karam

Berjalan meremas kehampaan
Berjalan menginjak kesucian
Berjalan menghantam kesadaran
Berjalan menendang kesenderiaan

Akan terus menengadahkan kepala
Akan terus menegapkan dada
Akan terus mengepalkan tangan
Akan terus menegakkan kaki

Inilah jalan
Inilah cerita
Inilah jiwa
Inilah hidup

btijoxmarch 12:06 06:12

Wednesday, March 01, 2006

SATURDAY NIGHT

There's 52 ways to murder anyone
One or two are the same
And they both work as well

I'm coming clean for Amy
Julie doesn't scream as well
And the cops won't listen all night

And so maybe I'll be over
Just as soon as I fill them all in

And I can remember when I saw her last
We were running all around and having a blast
But the backseat of the drive-in is so lonely without you
I know when you're home

I was thinking about you
There was something I forgot to say
I was crying on a Saturday Night

I was out cruising without you
They were playing our song
Crying on a Saturday Night

As the moon becomes the night time
You go viciously, quietly away
I'm sitting in the bedroom where we used to sit and smoke cigarettes
Now I'm watching
Watching you die

I can remember when I saw her last
We were running all around and having a blast
But the backseat of the drive-in is so lonely without you
I know when you're home

I was thinking about you
There was something I forgot to say
I was crying on a Saturday Night

I was out cruising without you
They were playing our song
Crying on a Saturday Night

Crying on a Saturday Night

Criyng on a Saturday Night.

Lyric by MISFITS

Sunday, February 19, 2006

Jadwal Pertemuan

Manchester United VS Milan
Leeds United VS Chelsea


merasakan.umpama
menikmati.ujan
menyatakan.ucapan
malar.unanin

Bangun tidur – Mau tidur
Mari makan bersama
Sedang ada di suatu
Sedang melakukan sesuatu

Membagi hidup, meyakinkan hidup
Membanjiri angan, menerangi jalan
Disana senang, disini senang
Disana menangis, disini lebih lagi

Ada mas, ada dik
Ada password 081882092477
Ada jalan yang siap ditapaki
Ada kebersamaan

>:D<
btijox fri 0217060701

Tuesday, February 14, 2006

Auto Shapes

Sesaat kemudian baru tersadari bahwa dalam sebuah kejujuran tersimpan makna yang sangat mengesankan dan bahkan sangat susah untuk diuraikan walau telah mengenyam berjuta pengalaman. Sebuah pilihan yang terlafal hanya dalam hitungan detik itu ternyata mampu membalikkan segala hal yang selama ini mengakar begitu kuat. Semua menjadi terbalik, porak-poranda, hancur dan hanya meninggalkan monumen-monumen kebekuan, tugu pembelajaran. Terhempas namun masih memegang kesadaran, kandas namun masih berpijak pada keyakinan hingga burung-burung nazarpun enggan menyapa. Semua kembali menjadi hitam dan putih, menyembunyikan semua warna yang pernah terlahir di dunia. Terpajang dengan angkuhnya sisi-sisi gelap-terang penegas kehidupan dalam buaian matahari dan rengkuhan rembulan.

Awan masih berarak, mendung mulai menipis dan matahari mulai memperlihatkan gurat-guratnya di langit. Burung-burung bercicit mensyukuri hangatnya hari dan itu juga berarti mereka bisa kembali mencari makan. Dalam hentakan hari yang sangat keras, bergulat dengan pengabnya nafas, kembali dengan keteguhan menjalani hidup. Sebuah pilihan telah dijatuhkan dan menunggu jatuhnya pilihan berikutnya. Pilihan yang membutuhkan sebuah perjalanan dan entah sampai dimana ujungnya sudah menunggu, menantikan sebuah cerita yang akan mengiringinya. Dengan satu keyakinan ketiadaan batas akhir dan hanya akan terhenti ketika tanpa sesuatu dibacakan dengan tetap menantang langit dan berpegang pada bumi.

Kembali nyanyian berkumandang, mengalun membisiki setiap pendengar dan membangunkan setiap pemimpi. Meniadakan jarak dan mengalir mengarungi waktu, membagi hidup dan meyakinkan kehidupan. Meliarkan semua angan, memetik buah dan menghisap sari-sarinya. Menggoda setiap pelihat dan menggoncang setiap perasa, menciptakan sebuah kisah yang akan mengukirkan diri disetiap batu-batu, tembok-tembok, gunung-gunung dan seluruh tempat kosong yang akan segera terisi. Dan lambain-lambain itu telah menciptakan gelombang angin yang menyejukan, sebagai sambutan atas ketegaran yang terus bergulir. Berjalan terus menyusuri lubang-lubang dengan banyak cabang, hingga akhirnya menemukan sebuah lubang sebagai jalan keluar. Perjalanan dalam sebuah labirin yang hanya akan tercapai kejayaan ketika “yakin akan kejayaan” menjadi sahabatnya mengiringi kepala dan badan berjalan dalam angan yang selalu berharap tanpa ujung. (btijox 0212060115)

Friday, February 10, 2006

Tidak ada judul

Sekedar jaga-jaga.

Aku pengen Kamu tau Aku sayang Kamu. Sekarang, dan sedang mencoba menjadikan selamanya. Andai ada sesuatu yang terjadi antara Kita dan mempengaruhi apa yang sedang Kita jalani sekarang, percayalah, Kamu adalah salah satu bagian hidupku yang terindah. Salah satu yang terbaik dari segala moment paling baik dalam perjalanan hidupku. Terima kasih karena telah pernah menjadikanku Perempuanmu.

Bersamamu, Aku mengerti bahwa hidup bukan melulu Hitam dan Putih. Bahwa hidup punya rencana dan rahasianya sendiri. Dan bila suatu saat Aku menemukan jawaban dari segala rahasia itu bukan denganmu, semoga Kau masih ingat dengan tulisanku ini.

Bahwa, kekuatan cinta itu benar mengada. Bahwa Aku pernah sayang padamu setulus jiwa ini. Bahwa kaulah bias sinar keindahan itu. Bahwa Aku selalu merindukanmu. Bahwa aku bahagia bersamamu. Bahwa kau berarti untukku. Bahwa tatapan mata dan rengkuhanmu adalah hal terdamai yang pernah Kudapati. Bahwa Aku mendapatkan kesempurnaan hidup bersamamu. Bahwa Aku mencintaimu. Bahwa Aku tak pernah siap kehilanganmu...

{Sebuah tanda cinta yang semoga akan bisa kubacakan pada seseorang kala Ia meninggalkanku nanti....}

(dari Michelle, hanya ada satu "I do". Nice to meet you...)

Friday, February 03, 2006

“ SALAM DAMAI ”

BTI JOX

RADIO SCRIPT 30”

KAMPANYE ANTI KEKERASAN

“ SALAM DAMAI ”

__________________________________________

SFX0 : ( Suara organ satu tone nada tinggi dimainkan dengan efek )

Uuuueng…uuuueng……uuuueng………..

SFX1 : ( Suara orang berbaris )

Prok.Prok.Prok……….

SFX2 : ( Sfx1 fade out , suara letusan senapan )

Tretetetetet…….Dor! Dor! Dor!

SFX3 : ( Sfx2 Fade out, suara barang pecah belah dibanting )

Krompyang, grobyak, brook, prang…………….

CROWDED : ( Sfx2 Fade out ) Ayo, ayo, bunuh saja ! Bantai ! ( saling bersahutan )

ANNCR : ( Sfx0 Fade out ) “ KEKERASAN TIDAK MENYELESAIKAN

MASALAH, KEKERASAN AKAN MERUGIKAN KITA SEMUA !”

MVO : Iklan layanan masyarakat ini dipersembahkan oleh: PEMDA

JOGJAKARTA dan PERSATUAN PARPOL JOGJAKARTA.


14:04:05

HANYA SEBUAH TULISAN

Ketika alam menyanyikan lagunya,

Kulihat kau menangisi waktu.

Nada yang sudah mengalir ke seluruh nadi,

Memberikan garis yang mencengkeram jiwa.

Tak ada yang pantas ku ucap,

Ketika tanah ini terbagi.

Biarlah air yang terus menjadi lawan,

Berikan udara persemaian.

Tetaplah berjalan,

Ketika titik memaksa untuk berhenti.

Berikan tonggak-tonggak,

Atau tidak sekalipun juga tak apa.

Aku akan terus menari dengan alam,

Kan kucium semua penghargaannya.

Terbang bersama kupu-kupu,

Menemui Venus mengarungi Andromeda.

Lakukan apa saja yang sekarang bisa kau lakukan,

Karena besuk adalah setelah hari ini.

Nikmatilah dengan penuh kebanggaan,

Ambil atau buang adalah pilihan.

20062005

1147

Tank

“PENDULUM”

BTI JOX

TELEVISI 30”

TIC TAC SNACK PT DUA KELINCI

“PENDULUM”

____________________________________________________

Background hitam dengan sebuah bandul jam klasik yang bergerak seperti pendulum kekiri dan kekanan. Suasana yang sepi dan dingin membuat suara-suara disekitarnya terdengar jelas.

SFX1 : ( Suara bandul jam )

TIC-TAC-TIC-TAC-TIC-TAC…………

Beberapa saat kemudian terdengar suara plastik

SFX2 : ( Suara plastik )

Kresek-kresek-kresek

Kemudian plastic itu seperti tersobek

SFX3 : ( Suara plastic sobek )

Wek-krek ( SFX1)

Ketika Plastik itu tersobek suara pendulum berhenti background hitam sobek dan berubah menjadi putih yang berisi Tic Tac dengan bungkus warna-warninya

MVO : TIC TAC SELALU CERIA DIMANA SAJA

ANNCR : “DARI DUA KELINCI”

14:04:05

Click Recount to View

Click Recount to View

Btijox 020206

Sejak pertama pernah terkatakan bahwa angin akan terus membawa kebisuan dan ketulian. Matamu kini telah buta, sebuah sayatan “mimis” telah membuatmu meninggalkan seluruh panorama. Tanpa terasa telah banyak isi perutmu kau muntahkan. Membasahi celanaku, bajuku, mukaku, rambutku, lenganku dan sudah tak ada lagi sisa tempat ditubuhku. Kau baru sedikit minum saja sudah seperti ini, belum lagi sempat kau nikmati fantasi ini. Kau sudah terhempas entah dimana dirimu sekarang.

Hari terus berjalan dan perjalananpun terus mengikuti pusaran. Banyak sekali terjumpa fatamorgana tetapi banyak pula terjumpa kenyataan, semua berlalu silih berganti. Dalam mengarungi sebuah perjalanan dibutuhkan ketegasan untuk terus bertahan hidup. Meninggalkan hari kemarin dan memulai kembali hari baru. Tetapi manusia tetaplah manusia, walaupun dia telah meninggalkan hari kemarin, dia masih tetap harus mengingatnya supaya dalam menapaki hari barunya tidak mengulang kembali kesalahan lama. Bercermin pada hari kemarin adalah guru yang baik untuk menapaki hari barunya. Mengubur hari kemarin dan mengenangnya dalam ingatan. Seberapa pahitpun untuk melakukan ini tetapi memang inilah yang harus dilakukan. Selamat tinggal.

Sekarang ini saatnya membersihkan diri dan menapaki hari baru dan menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang tidak ditemukan dari hari kemarin.

Hari baru, matahari memancarkan kecerahan di pagi hari. Siang adalah dimana matahari memancarkan keagungannya dan sore adalah dimana matahari memancarkan keanggunannya. Walau kadang kala ada mendung dan hujan, matahari tetap akan setia pada tugasnya. Bercengkrama dengan ilalang, menerangi kupu menari-nari. Berbicara pada pohon, berbicara pada burung, berbicara pada lebah, berbicara pada malaikat. Berbagi dengan dunianya, menyanyikan alamnya, tersenyum dalam setiap langkahnya, menebarkan kesukacitaan.

Mengusung sebuah kesadaran, menggemgam sebuah pilihan yang merupakan sebuah hak dan juga kewajiban. Hari yang cerah walau kadang juga diselingi dengan awan dan juga hujan. Sementara sang waktu terus berjalan dan bumi semakin menua, malaikat masih menyanyikan lagu-lagu pujian dan kupu, pohon, burung, lebah, ilalang masih terus bergembira ria.

By: Password

MIDANG

MIDANG

Kau yang ada entah dimana

Menari-nari dalam setiap mimpiku

Menemaniku dalam menapaki hidup

Membius semua ingatanku

Kau yang entah ada dimana

Membimbingku dalam senyum

Menggodaku dengan keceriaan

Membawaku menemui angan

Btijox jan 06:31

PUAS

PUAS

Terlihat dalam berbagai hujatan

Hanya akan mati ketika tenang

Dibasuh oleh keabadian

Luntur oleh penentuan

Terkepung dalam kebisuan

Terhantam dengan ancaman

Terkulai kembali dalam hampa

Menarikan kebahagiaan dalam kegelisahan

Saksikanlah itu!!!

Terlihat dalam berbagai hujatan

Hanya akan mati ketika tenang

Dibasuh oleh keabadian

Luntur oleh penentuan

Terkepung dalam kebisuan

Terhantam dengan ancaman

Terkulai kembali dalam hampa

Menarikan kebahagiaan dalam kegelisahan

Bunuhlah sekarang!!!

Jonjax 06:27

Rasalah

sudah lama ternyata aku meninggalkanya. ketika ombak pantai menggerayangi kakiku, kulihat kau masih terisak. senja masih begitu muda dan belum menampakkan lembayungnya. kau masih saja memandangi pasir dan membasahinya dengan air matamu. ganasnya angin laut seakan sudah tak terasakan lagi. angin laut bukanlah angin yang membuai, angin laut adalah angin yang mendesak. kurasakan dia menekan dadaku dan tak pernah membelaiku dengan lembut. angin laut....

aku berteriak, tidak lagi melantunkan pujian merdu. membakar seluruh nurani yang telah terserak dalam jepitan waktu yang penat. kembali kulihat kau masih menunduk, menembus bumi mengarak cerita.

dikejauhan masih terlihat layar yang terombang-ambing oleh ombak. tepat sebaris dengan cakrawala. disana mungkin sedang berbahagia atau mungkin juga sebaliknya. satu dua perahu mulai turun ke air hendak menyusul kawan mereka yang tengah menuju cakrawala.

nyanyian pantai terus saja menambah sesak dadaku, senja sudah mulai menua, samar terlihat larik lembayung menyeruak diantara gumpalan awan. ia mulai menampakkan keanggunannya, kakiku bergetar. kulihat betapa perkasanya dia mencabik awan dan menciptakan sebuah panorama.

kembali aku tertegun, kulihat kebelakang dan kau masih saja memandang bumi dan terus terisak.

Thursday, January 26, 2006

Pertemuan, Permusuhan, Persahabatan, Perpisahan

Dengan boots ini kita bertemu

Dengan boots ini kita menjalani setiap malam yang hampa

Dengan boots ini kita melayang-layang diudara

Dengan boots ini kita bermusuhan

Dengan boots ini kita berseberangan

Dengan boots ini kita saling menyerang

Dengan boots ini kita bertemu kembali

Dengan boots ini kita jalani setiap malam dengan keceriaan

Dengan boots ini kita kita menertawakan masa lalu

Dengan boots ini kita menentukan nasib masing-masing

Dengan boots ini kita berpisah

Dengan boots ini aku antar kau ke peristirahatan


untuk alm Wi Jokongko/Kenyit yang baru kuantarkan tadi siang

Wednesday, January 25, 2006

Balada Perjalanan

bising suara lalu lintas di kota, memang paling
enak tinggal di pedesaan. suasananya masih asli,
belum terlau terpoles oleh peradaban modern yang
menjemukan. peradaban modern yang penuh kekakuan
dan basa-basi hingga sangat susah membedakan mana
yang asli dan mana yang palsu. membutuhkan
kejelian yang luar biasa untuk melihatnya.
diantara banyak kerumunan itu, mungkin hanya satu
yang bisa kita pilih.

banyak sekali orang yang tertipu oleh
ucapan-ucapan manis dan wajah-wajah nan molek
tetapi pada akhirnya hanya kandas dalam isapan
jempol belaka. sekilas terlihat memang sangat
banyak yang indah dan menarik dalam
kerumunan-kerumunan itu, tetapi kebanyakan itu
adalah fana belaka. bisa menemukan satu dari
banyak seleksi adalah sesuatu yang sangat berarti,
mungkin seumur sekali baru bisa ditemukan. dan
tidak semua orang bisa mendapatkanya. mereka yang
jeli, ulet dan pantang menyerah saja yang akan
mempunyai kesempatan itu.

jalanan kota besar memang lebih halus dan beraspal
dibanding dengan jalan-jalan pedesaan. tetapi
jalanan kota besar sebenarnya lebih terjal dan
berliku dibandingkan dengan jalan-jalan di
pedesaan. jalan dikota besar membingugkan dan tak
jarang pula membuat tersesat, tanya sama orang
bisa-bisa malah dibikin semakin tersesat.

hidup didalam lingkaran kota besar memang harus
dituntut untuk ekstra hati-hati. jangan sampai
terlena oleh rayuan-rayuan yang membius yang
nantinya akan berujung pada penyesalan.
mempertajam penglihatan untuk membuat sebuah nilai
harus terus dilakukan dan tindakan preventif ini
akan lebih menguntungkan daripada adventif.
walaupun sudah lama tinggal di perkotaan, hal-hal
inilah yang harus terus dibawa. begitu hal-hal ini
dilepaskan, mata menjadi semakin tidak awas dan
akhirnya hanya akan terperosok dalam lubang galian
yang kadangkala tertutup oleh air. kemudian akan
membuat kotor dan bau tidak enak di tubuh kita.
dan kemudian lagi, akan keluar kata-kata ooo...
kenapa kok ngga hati-hati. dan penyesalan itu yang
menjadi tidak berguna.

Tuesday, January 24, 2006

Gelap Dalam Terang, Terang Dalam Gelap

Bertapa dalam kengkuhan

Berkata itu adalah hati

Percaya larut dalam darah

Menjaga tetap jalan

Satu kepala beribu nyawa

Wajah namanya bukan tujuan

Walau tak tahu siapa masinisnya

Dan stasiun memang tidak ada parkirnya

Dan kau tidak musti harus tahu itu

Monday, January 23, 2006

Larik Lembayung Senja

Tak tahu apa yang membuatku menjadi segila seperti saat ini. Entah mengapa jari-jari tangan, pita suara bahkan otakku menjadi seperti beku? Berjam-jam aku hanya bisa menatap larik senja dengan lembayung ungunya yang menerpa tubuhku. Cahayanya yang ramah seakan telah memanjakan tubuh yang penat oleh hiruk pikuknya deburan ombak. Keteguhan yang selama ini selalu menyertai seakan telah luruh dalam sapaan hangat sang lembayung. Keteguhan yang beberapa waktu lalu telah membawaku mengelilingi jagad, keteguhan yang beberapa waktu lalu telah menciptakan keagkuhan yang sangat luar biasa. Kini keteguhan itu terlolos melalui setiap pori ditubuhku. Dunia berhenti berputar dan keangkuhan itu telah membias menjadi kesadaran akan keagungan sang perkasa. Benar-benar aku tak tahu tentang sebuah rencana yang sedang berjalan saat ini. Jangankan saat ini, beberapa waktu yang lalupun aku sangat samar untuk merabanya. Sungguh sangat kecilnya aku ini. Aku orang paling bodoh, paling kerdil dan hanya bisa merasakan sesaknya dada dan mualnya perut. Entah...?

Saat ini hanya ada satu yang aku ketahui dalam sesaknya dada dan mual perut ini, akan kudampingi engkau dan kucurahkan semuanya untukmu. Entah sampai kapan? Walau harapan selalu mengatakan bahwa cakrawala adalah garis yang fana...