sudah lama ternyata aku meninggalkanya. ketika ombak pantai menggerayangi kakiku, kulihat kau masih terisak. senja masih begitu muda dan belum menampakkan lembayungnya. kau masih saja memandangi pasir dan membasahinya dengan air matamu. ganasnya angin laut seakan sudah tak terasakan lagi. angin laut bukanlah angin yang membuai, angin laut adalah angin yang mendesak. kurasakan dia menekan dadaku dan tak pernah membelaiku dengan lembut. angin laut....
aku berteriak, tidak lagi melantunkan pujian merdu. membakar seluruh nurani yang telah terserak dalam jepitan waktu yang penat. kembali kulihat kau masih menunduk, menembus bumi mengarak cerita.
dikejauhan masih terlihat layar yang terombang-ambing oleh ombak. tepat sebaris dengan cakrawala. disana mungkin sedang berbahagia atau mungkin juga sebaliknya. satu dua perahu mulai turun ke air hendak menyusul kawan mereka yang tengah menuju cakrawala.
nyanyian pantai terus saja menambah sesak dadaku, senja sudah mulai menua, samar terlihat larik lembayung menyeruak diantara gumpalan awan. ia mulai menampakkan keanggunannya, kakiku bergetar. kulihat betapa perkasanya dia mencabik awan dan menciptakan sebuah panorama.
kembali aku tertegun, kulihat kebelakang dan kau masih saja memandang bumi dan terus terisak.
Friday, February 03, 2006
Rasalah
Posted by
Sang Penjaga
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment