Click Recount to View
Btijox 020206
Sejak pertama pernah terkatakan bahwa angin akan terus membawa kebisuan dan ketulian. Matamu kini telah buta, sebuah sayatan “mimis” telah membuatmu meninggalkan seluruh panorama. Tanpa terasa telah banyak isi perutmu kau muntahkan. Membasahi celanaku, bajuku, mukaku, rambutku, lenganku dan sudah tak ada lagi sisa tempat ditubuhku. Kau baru sedikit minum saja sudah seperti ini, belum lagi sempat kau nikmati fantasi ini. Kau sudah terhempas entah dimana dirimu sekarang.
Hari terus berjalan dan perjalananpun terus mengikuti pusaran. Banyak sekali terjumpa fatamorgana tetapi banyak pula terjumpa kenyataan, semua berlalu silih berganti. Dalam mengarungi sebuah perjalanan dibutuhkan ketegasan untuk terus bertahan hidup. Meninggalkan hari kemarin dan memulai kembali hari baru. Tetapi manusia tetaplah manusia, walaupun dia telah meninggalkan hari kemarin, dia masih tetap harus mengingatnya supaya dalam menapaki hari barunya tidak mengulang kembali kesalahan lama. Bercermin pada hari kemarin adalah guru yang baik untuk menapaki hari barunya. Mengubur hari kemarin dan mengenangnya dalam ingatan. Seberapa pahitpun untuk melakukan ini tetapi memang inilah yang harus dilakukan. Selamat tinggal.
Sekarang ini saatnya membersihkan diri dan menapaki hari baru dan menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang tidak ditemukan dari hari kemarin.
Hari baru, matahari memancarkan kecerahan di pagi hari. Siang adalah dimana matahari memancarkan keagungannya dan sore adalah dimana matahari memancarkan keanggunannya. Walau kadang kala ada mendung dan hujan, matahari tetap akan setia pada tugasnya. Bercengkrama dengan ilalang, menerangi kupu menari-nari. Berbicara pada pohon, berbicara pada burung, berbicara pada lebah, berbicara pada malaikat. Berbagi dengan dunianya, menyanyikan alamnya, tersenyum dalam setiap langkahnya, menebarkan kesukacitaan.
Mengusung sebuah kesadaran, menggemgam sebuah pilihan yang merupakan sebuah hak dan juga kewajiban. Hari yang cerah walau kadang juga diselingi dengan awan dan juga hujan. Sementara sang waktu terus berjalan dan bumi semakin menua, malaikat masih menyanyikan lagu-lagu pujian dan kupu, pohon, burung, lebah, ilalang masih terus bergembira ria.
By: Password
0 comments:
Post a Comment