Thursday, June 29, 2006

Gerakan Jogja Bangkit (GJB)

Profil

Digembleng… Hancur Lebur… Bangkit Kembali !!!

Digembleng… Hancur Lebur… Bangkit Kembali !!!

Gempa tektonik yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pada jam 05.55 hari Sabtu Wage 27 Mei 2006, telah membawa kehancuran masyarakat dalam berbagai sisi. Sesuatu yang telah dicapai dalam puluhan tahun sirna dalam tempo kurang dari satu menit. Bencana selain memorak-porandakan bagunan fisik dan kehancuran jiwa masyarakat juga menghacurkan tata ekonomi-sosial-budaya masyarakat. Tatanan itu harus dikukuhkan kembali sebagai bentuk kebangkitan spirit hidup masyarakat.

Berawal dari pemikiran tentang pentingya bantuan mental bagi korban gempa, di tengah bantuan logistik dan sembako yang terlihat mengalir banyak, “Gerakan Jogja Bangkit” lahir untuk segera memulihkan mental dan semangat hidup korban gempa. Pada 1 Juni 2006 GJB mulai mendorong kebangkitan mental masyakat melalui siaran di radio Sonora, dan dilanjutkan dengan aksi pemasangan spanduk-spanduk yang membangkitkan semangat rakyat korban gempa bumi di daerah Jogja dan Bantul. Pemasangan spanduk-spanduk tersebut dimulai pada tanggal 3 Juni 2006 bersama Bp. Idham Samawi, Bupati Bantul, di halaman rumah dinas Bupati Bantul. Pemasangan spanduk tersebut juga sebagai deklarasi Gerakan Jogja Bangkit. 120 buah spanduk terpasang di wilayah Yogyakarta dan kemudian menginspirasi banyak elemen masyarakat untuk segera bangkit.

VISI

Membangun Gerakan kebangkitan sosial ekonomi dan budaya masyarakat korban gempa bumi.

MISI

  1. Membangkitkan mental dan semangat hidup masyarakat korban gempa.
  2. Membangkitkan kembali potensi sosial-ekonomi masyarakat korban gempa bumi di wilayah Yogyakarta
  3. Menyelamatkan aset kultural masyarakat korban gempa bumi.
  4. Membangun dan meneguhkan solidaritas masyarakat.
  5. Mempengaruhi kebijakan pemerintah yang terkait dengan penanganan korban gempa bumi.
  6. Melakukan pendampingan hukum bagi korban bencana yang berkaitan dengan kebijakan penanganan korban bencana bumi.

PROGRAM

Pokja A

Program Pendidikan

Sanggar Baca atau perpustakaan hanyalah merupakan sarana untuk mengetahui perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, kecuali berfungsi sebagaimana perpustakaan itu sendiri. Bisa menjadi pusat konsolidasi untuk masyarakat sekitar. Diharapkan nantinya dapat terjadi trauma-healing yang lebih alamiah yang lahir dari masyarakat sendiri sementara kira hanya memfasilitasi saja. Ini tentu mensyaratkan “relawan lokal” atau kontak-kontak di dusun atau tempat sanggar berada.

Perencanaan ini juga dapat digunakan sebagai pendukung Kebangkitan Ekonomi masyarakat dengan menampung ide kreatif untuk penciptaan model kerajinan baru hingga penggiatkan program budaya yang bisa melahirkan produk tertentu misalnya menggambar/ kerajinan tangan dengan material khusus gempa.

Program ini ditempuh dengan :

  1. membuat sanggar-sanggar membaca dengan kegiatan:

    1. membaca buku bersama

    2. mendongeng/ bercerita

    3. menggambar bersama

    4. membuat kriya dari kayu bekas runtuhan

    5. latihan kethoprak

    6. latihan musik/ karawitan/ atau kesenian apapun yang menggunakan prinsip ‘bermula dari yang ada’

    7. dan aneka kegiatan lain yang dimungkinkan di lapangan

  2. trauma healing

  3. permainan-permainan anak

Pokja B

Kebangkitan Potensi Ekonomi (produktif)

Kebangkitan ekonomi ini berupa percepatan pemulihan ekonomi masyarakat korban gempa. Recovery sendi-sendi ekonomi ini dirasa lebih mendasar dari rekonstruksi fisik yang juga penting. Dengan pemahaman bahwa bantuan sembako hanyalah sementara saja, Bangkit, berusaha dan bekerja itu lebih utama, kita akan memfasilitasi dan mendampingi para pelaku ekonomi real di masyarakat daerah gempa untuk segera bangkit dan melanjutkan aktivitas ekonomi mereka sebelum gempa. Dengan prioritas pada pelaku ekonomi rakyat (usaha mikro-kecil), kemandirian masyarakat dapat lebih diharapkan. Upaya mengembalikan alat-alat produksi yang rusak dan membangkitkan mental berproduksi/bekerja masyarakat ini dapat kita diskusikan lagi berdasar pembagian sektoral dan jaringan yang dapat kita rengkuh karena beragamnya bentuk usaha masyarakat mulai dari pengrajin hingga bakul jamu, hingga tukang sol sepatu.

Program ini ditempuh dengan melakukan:

  1. pendataan dan mensupport mental pelaku usaha kecil dan mikro untuk segera bangkit dari keterpurukan gempa
  2. mengupayakan adanya bantuan alat produksi bagi mereka
  3. mengadakan life skill education bagi warga korban gempa.
  4. mendorong dan memfasilitasi ekspo-ekspo kebangkitan ekonomi di daerah gempa.

Pokja C

Kebangkitan Seni-Budaya

Kebangkitan Sosial Budaya merupakan modal mendasar bagi tatanan masyarakat di daerah bencana. Mulai dari anak-anak yang sehat, lincah dan ceria akan mendorong orangtua bersemangat dan kreatif untuk berusaha kembali hingga banyaknya seniman tradisional di Bantul yang perlu dibangkitkan lagi mental kreatifnya, merupakan ruang yang perlu diperhatikan. Langkah awal yang akan dilakukan adalah dengan melakukan pendataan dan penyelamatan aset kulutural yang ada di daerah gempa. Misalnya, banyaknya perangkat gamelan dan wayang yang rusak di daerah gempa yang perlu segera diselamatkan dalam tenda tertentu. Dalam tenda gamelan itu masyarakat kita dorong untuk kembali menabuhnya. Tentu ini akan menjadi psico-healing yang baik dan benar-benar menjadi simbol kebangkitan yang nyata.

Progam ini dijalankan dengan:

  1. menyelenggarakan even-event budaya di daerah gempa sebgai simbol kebangkitan masyarakat.

  2. membuat leaflet-leaflet kebangkitan rakyat

  3. mengadakan pameran-pameran seni

Pokja D

Bantuan Hukum

Pasca bencana, tentu muncul banyak masalah hukum. Hal ini perlu diatasi segera. Persoalan hukum yang muncul tidak melulu problem hukum yang besar, mungkin hanya sekedar comlain soal tagihan PLN, pembagian living-cost, atau yang lain. Lebih penting dari itu, pokja hukum berperan mempengaruhi kebijakan pemerintah yang terkait dengan penanganan korban gempa bumi dan melakukan pendampingan hukum bagi korban bencana yang berkaitan dengan kebijakan penanganan korban bencana bumi.

STRUKTUR

Koodinator Umum : Agung Budyawan

Kesekretariatan : Adi Ruspriyanto, Al Madu, Agus Krise, Aryo

Naldo, Suri.

Jaringan : Krisnadi Thole Setiawan, Kari Tri Aji

Pokja A : Whani Dharmawan, Budi Suryantoro, Agus

Obyek, Wiwit “Cathak”, Diah, Anton

Subiyanto

Pokja B : Widihasto W. Putro, Pambudi Sulistyono,

Ridanto B.R.

Pokja C : Maftuhan, Robith Marfu, Rahman, Kuss

Indarto, Landung Simatupang, Ledhek

Sukardi, Bondan Nusantara,

Pokja D : Totok Ispurwanto, Lutfi Rahman,

Satgas lapangan : Ulil, Botie, Arman, Imam Manyul, Tobu

Martono, Aditya Rahman, Dhuto P, Hendro

Pleret, Fuad Amin, Arief Realino, Nopek, Wiwit

Cathak, Angki, Bonhet, Anom, Yosep, Jupri,

Fery.

ALAMAT

Gerakan Jogja Bangkit untuk sementara beralamat di

Jl. Swadaya, Gedong Kiwo MJ I 655.

Telp. (0274) 376797, cp: 081578851726, 08174101172, 08122743726, 08164269356, 08121068940, email:gerakanjogjabangkit@yahoo.com

www.gerakanjogjabangkit.blogspot.com

Bantuan dapat dialamatkan ke sekretariat

Sumbangan pendanaan ditransfer ke rekening

no. 456 061 4654 a.n. aditya rahman. BCA kcp Urip Sumoharjo.