Tak tahu apa yang membuatku menjadi segila seperti saat ini. Entah mengapa jari-jari tangan, pita suara bahkan otakku menjadi seperti beku? Berjam-jam aku hanya bisa menatap larik senja dengan lembayung ungunya yang menerpa tubuhku. Cahayanya yang ramah seakan telah memanjakan tubuh yang penat oleh hiruk pikuknya deburan ombak. Keteguhan yang selama ini selalu menyertai seakan telah luruh dalam sapaan hangat sang lembayung. Keteguhan yang beberapa waktu lalu telah membawaku mengelilingi jagad, keteguhan yang beberapa waktu lalu telah menciptakan keagkuhan yang sangat luar biasa. Kini keteguhan itu terlolos melalui setiap pori ditubuhku. Dunia berhenti berputar dan keangkuhan itu telah membias menjadi kesadaran akan keagungan sang perkasa. Benar-benar aku tak tahu tentang sebuah rencana yang sedang berjalan saat ini. Jangankan saat ini, beberapa waktu yang lalupun aku sangat samar untuk merabanya. Sungguh sangat kecilnya aku ini. Aku orang paling bodoh, paling kerdil dan hanya bisa merasakan sesaknya dada dan mualnya perut. Entah...?
Saat ini hanya ada satu yang aku ketahui dalam sesaknya dada dan mual perut ini, akan kudampingi engkau dan kucurahkan semuanya untukmu. Entah sampai kapan? Walau harapan selalu mengatakan bahwa cakrawala adalah garis yang fana...
Monday, January 23, 2006
Larik Lembayung Senja
Posted by
Sang Penjaga
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
akan aku camkan itu!
Post a Comment