Friday, November 28, 2008

Sang Batu

Semenjak itu, ia hanya seonggok batu.

Bukan apa-apa lagi.

Tidak bisa menangis, tidak bisa tertawa.

Tidak ada daging, tidak pula darah.

Itulah hasil dari benih yang ditebar.

Tidak bisa lagi menyesal.

Sekarang ia hanya seonggok batu.

Yang pelan-pelan digerus hujan dan panas.

Hingga akhirnya berubah menjadi debu.

Dan hilang diterbangkan angin selatan.

Itulah rimbanya alam.

Yang selama ini ia sadari keperkasaannya.

Dan yang selama ini ia khianati kekuasaannya.

Jadilah ia batu.

Yang jatuh dalam pelukan alam.

0 comments: