Tuesday, October 17, 2006

Demi Tuhan, Aku Tidak Mau

blank blank blank
bang bang bang
ambilah pistol, isilah dengan peluru secukupnya. masukkan moncongnya kedalam mulutmu, tarik pelatuknya dan.....
otakmu akan segera keluar, darah segar membasahi tubuh dan kamu akan segera melihat tubuhmu tergeletak menjadi tontonan orang banyak. kalau kebetulan ada wartawan lewat, esok paginya gambar-gambarmu akan menghiasi media massa. yang paling asik lagi, kamu telah memberikan lapangan pekerjaan bagi polisi yang biasanya hanya duduk-duduk di kantor saja. mungkin itulah kebaikan yang kamu berikan pada orang untuk terakhir kalinya. jadi tersenyumlah ketika peluru melesak dalam kepalamu, supaya nanti kalau ada orang melihatmu, mereka akan selalu berpikiran bahwa kamu bahagia, senang atau puas. dengan begitu orang akan mengingatmu dengan kebahagiaan.
jika kamu belum puas dengan itu, kamu bisa menuliskan beberapa baris pesan. usahakan kamu menulis tentang semua yang indah-indah. berikan salam manis dalam tulisanmu itu. ketika orang menemukan tulisanmu itu, mereka akan menangis tapi tidak sedih. mereka menangis karena itu adalah itulah kebahagian yang sangat berlimpah. untuk lebih mengesankan lagi, ikutkan beberapa foto-foto terbaikmu. foto-foto dengan gambar kebahagianmu, keceriaanmu. tampilkan semua potensi keindahan yang kamu miliki dalam pesanmu.
jangan pernah berpikiran kalau kamu sedang tersiksa dan sudah tidak mempunyai jalan lain, pikirkanlah kalau kamu telah menemukan sebuah jalan yang akan membuka jalan-jalan lain. pikirkanlah kalau jalan-jalan itu akan menjadi pilihan dalam langkahmu.
sekali lagi, lakukanlah itu dengan penuh keyakinan dan kepercayaan. jangan pernah ragu, nikmatilah prosesnya. mulai dari kamu memasukkan peluru ke dalam pistol, kemudian nikmatilah moncong pistol yang mulai masuk kedalam mulutmu, menyentuh bibirmu, menyentuh lidahmu. tariklah pelatuknya dengan penuh perasaan, nikmatilah nyaring suara per berderit dan suara klik yang merdu. dan rasakan sedikit demi sedikit peluru masuk dalam kepalamu, sebentar kemudian kamu akan lemas, terkulai dengan senyum kepuasan.
sekali lagi, nikmatilah dan hayatilah dengan segenap perasaanmu.
baik, aku kira cukup untuk saat ini. sampai jumpa lagi. kita tetap akan bertemu.
blank blank blank
bang bang bang

2 comments:

Anonymous said...

Buat mas yang kayaknya cinta banget sama Jogja. Pernah merhatikan gimana sekarang Jogja seperti Aceh pasca Tsunami ndak? Uang jutaan rupiah digelontorkan seperti air hujan, tapi kontrolnya nol. Coba sekali-sekali perhatikan gimana proyek recovery terutama yang berbau seni begitu mudah dapat dana dari pemerintah dan pelaksananya EO, begitu longgar kontrol masyarakatnya. Pernah coba liat apa proyek itu pakai tender terbuka? Ndak yakin aku. Buka mata yo mas. Maaf lho ini saya jadi agak seperti menggurui. Maksudnya baik lho. Biar cinta Jogjanya makin paten.

KuliMaya said...

Sip....